Info Langsung – Makan Gorengan dapat menyembabkan Hipertensi, Gorengan adalah salah satu camilan favorit yang banyak dinikmati oleh masyarakat Indonesia. Dari pisang goreng, tahu tempe, hingga bakwan, kelezatan gorengan memang sulit untuk ditolak. Namun, ada kekhawatiran yang mengikutinya, yaitu hubungan antara konsumsi gorengan dengan hipertensi atau tekanan darah tinggi. Apakah benar hobi makan gorengan dapat memicu hipertensi? Mari kita bahas lebih dalam dengan pandangan dari spesialis penyakit dalam, dr. RA Adaninggar Primadia N, SpPD-KGH.
Gorengan sering kali mendapat cap negatif karena dianggap sebagai makanan yang berisiko bagi kesehatan. Kaitan antara konsumsi gorengan dan hipertensi sebagian besar disebabkan oleh cara gorengan dimasak dan sifat dari bahan-bahan yang digunakan. Gorengan umumnya dimasak dengan metode deep-fried, yang melibatkan penggunaan minyak dalam jumlah banyak. Proses ini tidak hanya menambah kandungan lemak dalam makanan, tetapi juga meningkatkan jumlah kalori yang terkandung di dalamnya.
“Baca juga: Kecanduan Gadget pada Anak Penyebab, Dampak, dan Solusi”
Menurut dr. Ning, “Gorengan, terutama yang dimasak dengan cara deep-fried, mengandung lemak yang cukup tinggi. Lemak ini memiliki kalori yang tinggi, dan konsumsi berlebihan dari kalori tersebut dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan.”
Lemak yang tinggi dalam gorengan berkontribusi pada akumulasi kalori yang berlebihan. Misalnya, satu gorengan deep-fried dapat mengandung 300-400 kalori. Mengingat kebutuhan kalori harian seseorang sekitar 2.000 kalori, mengonsumsi lima gorengan saja sudah menyentuh batas kalori harian yang direkomendasikan.
“Kalau kita makan satu gorengan yang deep-fried, kalori yang masuk bisa mencapai 300-400 kalori. Kalau kita konsumsi lebih dari itu, kalori berlebih bisa memicu kegemukan atau obesitas,” jelas dr. Ning. Obesitas merupakan faktor risiko utama yang dapat mengarah pada diabetes tipe 2, dan diabetes ini sering kali berhubungan dengan hipertensi.
Walaupun gorengan sering dianggap buruk untuk kesehatan, dr. Ning menegaskan bahwa sebenarnya tidak ada makanan yang sepenuhnya jahat. Yang penting adalah bagaimana kita mengonsumsinya. “Sebenarnya, tidak ada makanan yang jahat, termasuk gorengan. Yang menjadi masalah adalah kebiasaan konsumsi yang berlebihan,” katanya.
“Simak juga: Kecubung dan Ganja, Memiliki Perbedaan Menurut Pisikiater”
Dr. Ning menyarankan untuk membatasi konsumsi gorengan dan tidak mengonsumsinya dalam jumlah yang berlebihan. Sebagai alternatif, cobalah untuk memperhatikan cara memasak dan memilih jenis gorengan yang menggunakan minyak lebih sedikit. Anda juga bisa mencoba metode memasak yang lebih sehat seperti menggunakan air fryer yang meminimalkan penggunaan minyak.
Mengonsumsi gorengan dalam jumlah wajar dan dengan cara yang bijak tidak akan menimbulkan masalah kesehatan yang signifikan. Kuncinya adalah moderasi dan pemahaman tentang bagaimana gorengan memengaruhi kesehatan. Dengan mengurangi frekuensi dan jumlah konsumsi gorengan, serta memperhatikan cara memasaknya, Anda dapat menikmati camilan favorit ini tanpa harus khawatir akan risiko hipertensi dan masalah kesehatan lainnya.
Ingatlah, kesehatan adalah investasi jangka panjang. Memilih dengan bijak dan menjaga pola makan yang seimbang adalah langkah penting untuk memastikan tubuh tetap sehat dan bugar. Jadi, nikmatilah gorengan kesukaan Anda, tetapi tetap perhatikan batasannya!