BPS: Produksi Beras Meningkat 52,32% pada Januari-Maret 2025
infolangsung.org – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat lonjakan signifikan dalam produksi beras nasional pada periode Januari-Maret 2025. Berdasarkan data terbaru, potensi produksi beras mencapai 8,67 juta ton, meningkat 52,32% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya 5,69 juta ton.
Lonjakan produksi ini selaras dengan meningkatnya luas panen padi yang mencapai 2,83 juta hektare. Angka tersebut naik 970,33 ribu hektare atau 52,08% dibandingkan Januari-Maret 2024 yang hanya 1,86 juta hektare. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti juga mengungkapkan bahwa harga beras di tingkat penggilingan mengalami penurunan sebesar 4,30% secara tahunan (year on year/yoy). “Penurunan harga ini menunjukkan stabilitas pasokan di pasar,” jelasnya dalam rilis resmi BPS pada Senin (3/2/2025).
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyatakan bahwa peningkatan ini merupakan hasil kerja sama berbagai pihak dalam meningkatkan produktivitas pertanian. Ia menekankan bahwa perbaikan infrastruktur irigasi, pompanisasi, ketersediaan pupuk bersubsidi, serta penerapan teknologi pertanian modern berperan besar dalam pencapaian ini.
Mentan Andi Amran Sulaiman menilai peningkatan produksi ini sebagai bukti keberhasilan berbagai program strategis dalam mendukung ketahanan pangan nasional. “Kami terus berupaya memastikan ketersediaan pangan nasional dengan meningkatkan produktivitas lahan dan efisiensi usaha tani,” tegasnya.
Program unggulan seperti optimasi lahan rawa, perluasan areal tanam, pompanisasi, dan mekanisasi pertanian terbukti efektif dalam meningkatkan hasil panen. Keberhasilan ini menjadi langkah maju dalam menjaga ketahanan pangan dan stabilitas harga beras di Indonesia.
“Baca Juga : 11 RT dan 4 Ruas Jalan Jakarta Kebanjiran Akibat Hujan Deras”
Pompanisasi sebagai Program Unggulan dalam Meningkatkan Produktivitas Pertanian
Pompanisasi menjadi salah satu program unggulan yang dirancang untuk meningkatkan produktivitas pertanian di Indonesia. Program ini bertujuan mengatasi keterbatasan irigasi, terutama di lahan tadah hujan dan daerah yang rentan terhadap kekeringan. Melalui pemanfaatan pompa air, petani dapat memperoleh sumber air secara lebih efektif, sehingga mampu meningkatkan indeks pertanaman dan memperpanjang masa tanam sepanjang tahun.
Kementerian Pertanian berkomitmen memfasilitasi petani dengan penyediaan dan optimalisasi sistem pompanisasi. Dengan teknologi ini, air dapat dialirkan ke lahan pertanian secara lebih efisien, mengurangi ketergantungan pada musim hujan, serta meningkatkan hasil panen secara berkelanjutan. Selain itu, pompanisasi memungkinkan petani mengembangkan pola tanam yang lebih produktif dan fleksibel.
Dukungan penuh dari Presiden Prabowo dan berbagai pihak terkait menjadi faktor kunci dalam keberhasilan program ini. Kebijakan yang tepat dan strategi yang terarah akan mempercepat pencapaian swasembada pangan. Dengan implementasi pompanisasi secara luas, Indonesia memiliki peluang besar untuk mengurangi ketergantungan pada impor beras dan mencapai kemandirian pangan dalam waktu yang lebih singkat.
Keberlanjutan program ini membutuhkan sinergi antara pemerintah, petani, dan sektor swasta. Pendampingan, edukasi, serta pengadaan alat yang memadai menjadi langkah penting dalam memastikan efektivitas program pompanisasi. Dengan langkah ini, produktivitas pertanian di Indonesia dapat meningkat secara signifikan, mendukung kesejahteraan petani, serta memperkuat ketahanan pangan nasional.
“Baca Juga : Peran Dirjen Kemenkeu dalam Kasus Jiwasraya Rugikan Negara”