Inilah Rutinitas Pelajar Purwakarta di Barak Militer Selama 14 Hari
Puluhan pelajar SMP di Purwakarta menjalani pelatihan disiplin selama 14 hari di markas militer Resimen Artileri Medan 1 Sthira Yudha. Mereka tidur di aula serbaguna, bangun pukul 04:00 WIB, dan langsung salat serta sarapan bersama. Mengenakan pakaian loreng, siswa mengikuti latihan baris-berbaris, push-up, dan lari. Mereka juga belajar karate, bela negara, kedisiplinan, dan Bahasa Indonesia. Saat dikunjungi Dedi Mulyadi, para siswa menjawab pertanyaannya dengan semangat ala militer, menunjukkan antusiasme terhadap pelatihan ini meski menantang.
Dedi Mulyadi Inisiasi Program Militer untuk Bentuk Karakter Pelajar Bermasalah
Program Pendidikan Karakter, Disiplin, dan Bela Negara Kekhususan yang diinisiasi Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyasar pelajar dengan perilaku menyimpang. Anak-anak yang kecanduan gim online, merokok, atau tawuran dipilih melalui proses ketat, termasuk konseling dan survei oleh sekolah dan orang tua. Mereka dikirim ke barak militer untuk menerima pembinaan yang lebih serius.
Bupati Purwakarta Saepul Bahri menegaskan program ini bukan hukuman, tetapi upaya penyelamatan generasi muda yang sudah sulit dibina di rumah. Dalam barak, mereka mengikuti aktivitas disiplin seperti salat berjamaah, baris-berbaris, dan pendidikan bela negara.
Ia memastikan semua hak siswa tetap terpenuhi, termasuk kesehatan, gizi, dan pendidikan. Tim dokter dan psikolog selalu siaga mendampingi peserta. Orang tua diimbau tidak khawatir karena anak-anak tetap diberi perhatian dan pendampingan maksimal selama menjalani pelatihan di barak militer.
Satu Pelajar Tolak Ikut Program Barak Militer dan Pilih Berubah di Rumah
Dari total 40 pelajar yang direncanakan mengikuti program pendidikan karakter di barak militer, hanya 39 yang hadir. Satu pelajar, berinisial MR, memilih tidak ikut karena ingin memperbaiki diri di rumah. Ketua Dewan Pendidikan Purwakarta, Agus Marzuki, menjelaskan bahwa keputusan tersebut berasal dari keinginan pribadi MR dan telah disetujui oleh orang tuanya.
Kepala Dinas Pendidikan Purwakarta, Purwanto, juga menegaskan bahwa tidak ada pelajar yang melarikan diri, melainkan MR memang tidak pernah datang sejak awal. Ia menyampaikan bahwa MR berjanji untuk tidak bolos sekolah lagi dan ingin berubah menjadi anak yang lebih baik tanpa harus mengikuti pelatihan militer. Menurut Purwanto, keputusan itu menunjukkan niat baik yang patut dihargai, karena siswa tersebut telah menyadari kesalahannya sebelum menjalani proses pembinaan formal.
“Baca Juga:Nintendo Gugat Perusahaan Aksesori di CES 2025”
Orang Tua Harap Pendidikan Karakter Ubah Perilaku Anak Jadi Lebih Baik
Elly dan Cantika, orang tua siswa peserta program barak militer, melihat perubahan positif pada anak mereka setelah mengikuti pelatihan. Elly mengaku anaknya yang dulu sering bolos kini rajin bangun pagi dan beribadah. Cantika berharap anaknya berhenti merokok dan lebih bertanggung jawab. Ia menyiapkan perlengkapan anaknya sendiri dan percaya pada pengawasan pemerintah serta TNI, yang menjamin kebutuhan dan pendidikan anak selama pelatihan berlangsung.