infolangsung.org – Warga Palestina mengungkapkan pengalaman mengerikan selama penahanan di Israel, termasuk kekerasan fisik, penyiksaan, dan pelecehan psikologis. Salah satu korban, binaragawan Palestina Moazaz Obaiyat, kehilangan kemampuan berjalan tanpa bantuan setelah sembilan bulan di penjara. Obaiyat, seorang ayah lima anak berusia 37 tahun, kembali ditangkap pada Oktober lalu, meskipun sebelumnya didiagnosis menderita PTSD parah oleh Rumah Sakit Jiwa Bethlehem.
Catatan medis menunjukkan Obaiyat mengalami kekerasan fisik dan psikologis yang parah di penjara Ktz’iot, Israel. Gejalanya mencakup kecemasan, menarik diri dari keluarga, serta menghindari pembicaraan tentang trauma yang dialami.
Penyiksaan terhadap tahanan Palestina kembali disorot seiring upaya internasional pada Desember untuk mencapai gencatan senjata yang melibatkan pertukaran tahanan. Ribuan warga Palestina ditahan, sementara Hamas menawan sandera Israel di Gaza. Kepala Komisi Palestina untuk Urusan Tahanan, Qadoura Fares, menegaskan para tahanan yang dibebaskan memerlukan perawatan medis jangka panjang untuk pulih dari trauma.
“Baca Juga : Cek NIK KTP: Apakah Anda Terdaftar di DTKS untuk PKH 2025?”
Penyiksaan di Penjara Israel: Temuan PBB dan Kesaksian KorbanEmpat mantan tahanan Palestina yang diwawancarai Reuters melaporkan penyiksaan fisik dan psikologis, termasuk pemukulan, kekurangan tidur, makanan, serta penahanan dalam posisi menyakitkan. Laporan mereka sesuai dengan investigasi kelompok hak asasi manusia dan temuan PBB.
Pada Agustus, investigasi PBB mengungkap bukti penyiksaan, pelecehan seksual, dan kondisi tidak manusiawi di penjara Israel. PBB juga menyatakan serangan Hamas pada 7 Oktober sebagai kemungkinan kejahatan perang dan kemanusiaan. Gedung Putih menyebut laporan penyiksaan di penjara Israel sangat memprihatinkan.
Kasus ini menunjukkan kebutuhan mendesak untuk intervensi guna melindungi hak asasi manusia di wilayah konflik.
“Baca Juga : Veteran Tabrak Pejalan Kaki di New Orleans, 15 Tewas”