Info langsung – Politik Indonesia selalu menghadirkan beragam opini dan pandangan, terutama ketika menyangkut posisi dan peran presiden serta keluarganya dalam ranah politik. Terbaru, pernyataan Djarot Syaiful Hidayat, politisi dari PDI Perjuangan (PDIP), mengenai Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang dianggap memajukan keluarga terdekatnya ke dalam dunia politik, memicu reaksi dari berbagai kalangan. Salah satu yang angkat bicara adalah Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Viva Yoga Mauladi, yang menilai kritik tersebut kurang tepat dan perlu diluruskan.
Viva Yoga Mauladi menanggapi dengan tegas pernyataan Djarot. Ia menekankan bahwa setiap presiden memiliki karakter dan gaya kepemimpinan yang berbeda, meskipun tujuannya tetap sama: menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang adil dan makmur. “Setiap presiden, termasuk Jokowi, memiliki visi untuk mencapai masyarakat yang berdaulat secara politik dan mandiri secara ekonomi,” jelas Viva kepada wartawan pada Sabtu (13/7/2024).
Viva juga menegaskan bahwa tidak adil jika hanya Jokowi yang disoroti dalam konteks ini. Menurutnya, sejak Bung Karno hingga Jokowi, semua presiden memiliki komitmen yang sama untuk mencapai cita-cita kemerdekaan, yaitu kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Viva menunjukkan rasa sayangnya terhadap pernyataan Djarot yang dinilai bisa memicu salah paham di masyarakat. Ia berpendapat bahwa seluruh presiden di Indonesia, dari masa ke masa. Telah berkontribusi dengan cara mereka masing-masing dan tidak bisa hanya dilihat dari sisi memajukan keluarga. “Mereka tidak main-main dalam menjalankan tugasnya dan melakukan pengorbanan yang tidak terukur,” tambah Viva.
Pernyataan Djarot sebelumnya menyebutkan bahwa Jokowi adalah presiden pertama yang memajukan keluarganya ke politik. Mengacu pada dukungan bagi menantu Jokowi, Bobby Nasution, yang akan maju dalam Pilgub Sumatera Utara 2024. Djarot mengkhawatirkan bahwa langkah ini menciptakan ketidakadilan dalam prosedur demokrasi.
Djarot mengungkapkan bahwa Jokowi mencetak sejarah baru dalam politik Indonesia dengan melibatkan keluarga dekatnya. “Tidak ada presiden sebelum Jokowi yang membawa anak atau menantu mereka ke dalam politik secara aktif.” Ujar Djarot di Kompleks Parlemen, Senayan. Ia mengingatkan bahwa dalam sejarah kepresidenan Indonesia, tidak pernah ada presiden yang memajukan keluarga terdekat dengan cara yang seperti ini.
Menggambarkan kekhawatiran akan pengaruh nepotisme dalam politik. Djarot mencatat bahwa meskipun demokrasi memungkinkan partisipasi luas, tetap ada norma etika dan moral yang harus dijaga. “Ini adalah pendidikan politik yang kurang baik, jika semua ini direkayasa,” pungkasnya.
Diskusi ini menunjukkan betapa pentingnya memahami konteks dan sejarah dalam politik Indonesia. Dalam menghadapi kritik dan pernyataan yang beredar. Penting bagi partai politik untuk menjaga integritas dan komitmen terhadap nilai-nilai demokrasi yang sehat. Sementara peran keluarga dalam politik terus menjadi topik hangat. Langkah-langkah ke depan harus senantiasa berlandaskan pada prinsip-prinsip. Yang adil dan beretika untuk menciptakan iklim yang lebih baik bagi seluruh masyarakat.