Pemusnahan Amunisi TNI di Garut Berujung Tragedi Maut
infolangsung.org – Pada Senin (12/5), 14 orang tewas dalam insiden pemusnahan amunisi kedaluwarsa milik TNI di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Garut, Jawa Barat. Insiden terjadi saat proses penghancuran amunisi yang diduga tidak stabil.
“Baca Juga: Carlo Ancelotti Ditetapkan Sebagai Pelatih Baru Timnas Brasil”
Korban tewas termasuk dua perwira TNI, Kolonel (Cpl) Antonius Hermawan dan Mayor (Cpl) Anda Rohanda. Selain itu, Kopral Dua Ery Peanggodo dan Prajurit Satu Apriyo Setiawan turut menjadi korban. Sembilan warga sipil yang tewas di antaranya Agus Bin Kasmin, Ipan Bin Obur, Anwar Bin Inon, Iyus Ibing Bin Inon, Iyus Rizal Bin Saepuloh, Toto, Dadang, Rustiawan, dan Endang. Pemerintah setempat segera melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait penyebab kejadian ini.
Pada pukul 09.30 WIB, TNI AD melaksanakan pemusnahan amunisi kedaluwarsa di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Garut. Kegiatan ini dilakukan oleh jajaran Gudang Pusat Munisi III, Pusat Peralatan TNI Angkatan Darat. Sebelum dimulai, personel melakukan pengecekan lokasi dan kesiapan seluruh anggota yang terlibat. Kadispenad Brigjen Wahyu Yudhayana menyatakan bahwa seluruh persiapan awal dinyatakan aman dan sesuai prosedur.
Peledakan awal berjalan lancar dua lubang sumur digunakan. Tim penyusun amunisi menyiapkan dua lubang sumur sebagai titik pemusnahan. Setelah dinyatakan aman, seluruh personel mengambil posisi siaga di pos masing-masing. Peledakan dilakukan secara terkoordinasi pada dua titik tempat amunisi akhir dimasukkan. Brigjen Wahyu menegaskan bahwa proses peledakan awal berlangsung lancar tanpa hambatan. Ledakan pertama berjalan sempurna dan tidak menunjukkan tanda-tanda kegagalan sistem atau prosedur.
Selain dua lubang sumur utama, TNI AD juga menyiapkan satu lubang tambahan untuk menghancurkan detonator bekas. Saat tim menyusun detonator ke dalam lubang ketiga, ledakan mendadak terjadi tanpa peringatan. Brigjen Wahyu Yudhayana menjelaskan bahwa ledakan tersebut berasal langsung dari dalam lubang. Insiden itu menewaskan 13 orang di lokasi kejadian, sebagian besar adalah personel TNI dan warga sipil.
Usai ledakan, tim segera mengevakuasi seluruh korban ke RS Pameungpeuk untuk penanganan lebih lanjut. Brigjen Wahyu memastikan bahwa proses evakuasi dilakukan secepat mungkin untuk menghindari risiko tambahan. Setelah evakuasi selesai, lokasi kejadian langsung disterilkan oleh personel TNI guna mengantisipasi bahan berbahaya lain.
“Baca Juga: Hamas Siap Perundingan untuk Hentikan Perang Gaza”
TNI AD masih menyelidiki penyebab ledakan dan keberadaan warga sipil di area terbatas tersebut. Brigjen Wahyu menyebut bahwa kehadiran warga masih menjadi tanda tanya. Proses investigasi kini ditangani langsung oleh tim TNI AD untuk mengetahui kronologi pasti insiden.