Info langsung – Pemilu Jakarta 2024 menjadi ajang politik yang penuh dengan dinamika dan strategi, khususnya dalam menentukan siapa yang akan menjadi pasangan calon gubernur dan wakil gubernur. Persoalan ini semakin memanas dengan perdebatan di antara partai politik yang terlibat, terutama PKB dan PKS. Mengenai siapa yang seharusnya mendampingi Anies Baswedan dalam Pilkada mendatang.
PKS, dengan Sohibul Iman sebagai calon wakil gubernur yang diusungnya, berharap dapat mempertahankan koalisi sukses dari Pilkada Jakarta 2017. Namun, langkah ini menghadapi tantangan karena kurangnya dukungan dari sejumlah partai politik lain, termasuk PKB. PKB justru dikabarkan mendekati Sandiaga Uno untuk ikut serta dalam Pilkada entah di Jakarta atau Jawa Barat. Yang menunjukkan keraguan dalam koalisi yang ada.
”Baca juga: Prabowo, Dua Kecelakaan Terjun Payung dan Operasi Besar“
Achmad Baidowi dari PPP mengungkapkan keyakinannya bahwa Sandiaga Uno bisa memperoleh sukses kembali dengan bergabung kembali dengan Anies Baswedan. “Memungkinkan saja (duet Anies-Sandiaga), karena pernah jadi pernah sukses, success story-nya ada gitu loh,” ungkap Baidowi.
Namun, tantangan nyata muncul dari peraturan UU Nomor 10 Tahun 2016 yang mengatur bahwa setiap partai politik atau koalisi harus memiliki minimal 20% kursi di DPRD untuk bisa mengusung pasangan calon. PKS sendiri tidak memiliki cukup kursi untuk melakukannya tanpa dukungan dari partai lain seperti PKB.
PKS telah menyiapkan strategi alternatif jika pasangan Anies-Sohibul Iman tidak diterima oleh partai politik lain. Menunjukkan kesiapan dalam menghadapi dinamika politik yang berubah-ubah. “Politik itu kan nggak boleh nggak ada antisipasi. Antisipasi-antisipasi selalu ada,” kata Ketua Fraksi PKS DPR RI, Jazuli Juwaini.
”Simak juga: Korupsi Timah, Apakah Hendry Lie dan Rusbani Ditahan?“
Sementara itu, Sandiaga Uno yang sebelumnya dekat dengan PKS, kini dilihat mendekati PPP setelah diisukan akan bergabung dengan PKS. Hal ini menambah kompleksitas dalam dinamika politik Jakarta menjelang Pilkada, di mana personalitas dan koalisi partai menjadi poin krusial.
Dengan banyaknya isu dan kemungkinan baru yang muncul. Termasuk usulan untuk duet Anies-Andika Perkasa yang diusung oleh PDIP, politik Jakarta terus menarik perhatian publik dengan segala dinamikanya. “Dalam politik itu bisa saja mungkin, tetapi kemungkinan itu kan juga harus ada argumen-argumen dan reasoning-reasoning yang rasional.” Kata Jazuli menanggapi spekulasi ini.
Pilkada Jakarta 2024 tidak hanya tentang perebutan kekuasaan lokal, tetapi juga menjadi cerminan dinamika politik nasional yang terus berkembang. Dengan berbagai faktor yang terlibat, termasuk sejarah sukses Anies-Sandiaga Uno pada 2017. Publik terus memantau perkembangan politik di ibu kota untuk melihat siapa yang akan memimpin Jakarta ke depan.