Info langsung – Tesla, produsen mobil listrik yang dipimpin oleh Elon Musk, menghadapi periode sulit dengan laporan keuangan yang menunjukkan laba terendah dalam lima tahun terakhir. Pada kuartal II-2024, perusahaan hanya mampu menghasilkan keuntungan sebesar US$ 1,5 miliar dari total pendapatan mencapai US$ 25,5 miliar. Angka ini menurun dibandingkan dengan kuartal II-2023 yang mencatatkan keuntungan US$ 2,7 miliar dari pendapatan US$ 24,9 miliar.
Dalam upaya untuk mengatasi Periode Sulit Tesla tersebut, Tesla memilih untuk memangkas harga mobilnya dengan harapan meningkatkan permintaan pasar. Langkah ini juga sejalan dengan fokus perusahaan untuk mengembangkan proyek kecerdasan buatan (AI) yang dianggap krusial untuk masa depan mobilitas.
“Baca juga: Net Zero Emissions 2060, Tantangan dan Potensi Ekonomi Hijau”
Elon Musk, selaku CEO Tesla, mengambil langkah drastis dengan menunda proyek pengembangan mobil baru. Alih-alih, fokusnya saat ini adalah mengadopsi model bisnis berbiaya rendah dan mengembangkan teknologi untuk taksi tanpa pengemudi. Meskipun langkah ini bertujuan untuk membangkitkan minat investor, namun terdapat tantangan dalam implementasinya.
Dalam proses restrukturisasi, Tesla juga melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap lebih dari 10% karyawannya guna mengurangi biaya operasional. Namun, keputusan ini turut menimbulkan beban finansial tambahan akibat biaya restrukturisasi dan peningkatan biaya operasional yang terkait dengan pengembangan teknologi AI.
“Simak juga: Balikpapan-IKN Proses Jalan Tol Yang Hampir Selesai”
Di samping persoalan internal, Tesla juga harus menghadapi persaingan sengit dari produsen mobil listrik asal China, BYD. Persaingan ini semakin memperumit situasi keuangan perusahaan di tengah upaya untuk mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar mobil listrik global.
Meskipun menghadapi serangkaian tantangan, investor tetap memandang Tesla dengan harapan besar terhadap visi jangka panjang perusahaan. Walaupun proyek-proyek inovatif seperti robotaksi dan kendaraan otonom masih tergolong konsep masa depan, namun potensinya tidak bisa diabaikan.
Krisis keuangan yang dihadapi oleh Tesla tidak hanya mencerminkan dinamika industri mobil listrik global saat ini, tetapi juga mengingatkan bahwa inovasi dan adaptasi strategis merupakan kunci untuk mempertahankan daya saing jangka panjang. Dengan penyesuaian yang tepat dan fokus yang kuat pada pengembangan teknologi, Tesla berharap untuk kembali memperkuat posisinya sebagai pionir dalam revolusi mobil listrik global.