Info langsung – Dalam suasana yang menghangat, Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto menanggapi usulan menurunkan defisit APBN 2025 untuk mendukung program pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Meski beberapa anggaran kementerian berpotensi dipotong, Airlangga menegaskan bahwa setiap kementerian memiliki programnya sendiri yang sedang dibahas dengan serius di DPR.
“Apa yang sedang terjadi adalah bagian dari dinamika pembahasan antara kementerian dan mitra mereka di DPR melalui Badan Anggaran (Banggar),” ujarnya dengan tegas di Kantor DPP Partai Golkar.
“Baca juga: Buah Penurun Kolesterol yang Harus Kamu Coba Setelah Idul Adha“ [2]
Anggaran beberapa kementerian seperti Kementerian Investasi/BKPM dan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN akan mengalami penurunan signifikan pada tahun 2025.[1] Seiring dengan rencana pengurangan defisit yang diusulkan oleh Menteri PPN/Bappenas Suharso Monoarfa.
Namun demikian, Airlangga juga menyoroti bahwa beberapa anggaran yang disusun untuk mendukung program-program baru. Seperti makan siang gratis, masih terus dalam tahap pembahasan di DPR. “Kita masih menunggu hasil dari pembahasan Banggar terkait masalah defisit ini,” tandasnya.
Sebelumnya, Suharso Monoarfa telah mengusulkan penurunan target defisit APBN 2025 menjadi 1,5% sampai 1,8%. Sebuah langkah yang diharapkan dapat memberikan ruang fiskal yang lebih besar bagi pemerintahan Prabowo-Gibran untuk menyempurnakan Rencana Kerja Pemerintah dan APBN melalui APBN-P.[1] Upaya ini diharapkan dapat merasionalkan belanja negara dan mengoptimalkan penerimaan negara.
Dengan demikian, diskusi tentang defisit APBN 2025 tidak hanya menjadi tentang angka. Tetapi juga tentang bagaimana pemerintah mendukung agenda-agenda baru untuk masa depan yang lebih baik.
Diskusi mengenai penurunan defisit APBN 2025 terus menjadi sorotan utama dalam pembahasan di tingkat legislatif dan eksekutif. Menteri PPN/Bappenas Suharso Monoarfa telah mengajukan penurunan target defisit menjadi 1,5% sampai 1,8%, sebuah langkah yang bertujuan untuk memberikan lebih banyak ruang bagi pemerintahan Prabowo-Gibran dalam menyusun rencana kerja dan anggaran yang lebih efektif.
Airlangga Hartarto, sebagai Menteri Koordinator Perekonomian, dengan tegas menggarisbawahi bahwa setiap kementerian memiliki prioritas dan program masing-masing yang sedang didiskusikan dengan cermat di DPR.[3] Meskipun beberapa anggaran seperti Kementerian Investasi/BKPM dan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN mengalami pengurangan untuk mendukung program-program baru, seperti makan siang gratis, Airlangga menekankan bahwa keputusan final masih menunggu hasil pembahasan di Badan Anggaran.
“Simak juga: Indonesia Siap Ekspor Listrik ke Singapura dengan Dukungan China“ [4]
“Langkah-langkah ini tidak hanya sekadar angka dalam APBN, tetapi juga tentang memastikan bahwa kebijakan fiskal mendukung agenda pembangunan yang lebih inklusif dan berkelanjutan,” jelas Airlangga dalam pernyataannya di Kantor DPP Partai Golkar.
Sementara itu, upaya untuk merasionalkan belanja negara dan meningkatkan penerimaan negara. Diharapkan dapat mengoptimalkan penggunaan sumber daya publik demi kepentingan nasional yang lebih luas.[5] Diskusi intensif ini mencerminkan komitmen untuk menghadirkan kebijakan ekonomi yang responsif dan progresif dalam menghadapi tantangan masa depan.
Dengan demikian, proses pembahasan mengenai defisit APBN tidak hanya tentang pengeluaran dan pendapatan. Tetapi juga tentang bagaimana kebijakan ekonomi dapat membuka jalan bagi kemajuan yang berkelanjutan bagi semua lapisan masyarakat.
Sumber Informasi
[1] https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-7395610/jawaban-airlangga-soal-usulan-pangkas-defisit-demi-program-prabowo-gibran
[2] https://jangkauaninfo.com/kesehatan/idul-adha-momen-di-mana-kita-sering-kali/
[3] https://money.kompas.com/read/2024/02/17/100000826/ini-kata-menteri-esdm-soal-rencana-prabowo-gibran-pangkas-subsidi-bbm-demi?page=all
[4] https://awalanberita.net/ekonomi/menteri-koordinator-kemaritiman-dan-investas/
[5] https://www.cnbcindonesia.com/news/20240422190918-4-532419/airlangga-buka-suara-soal-program-prabowo-gibran-bentuk-bpn